Ekonomi kelas X
semeseter I
Kebutuhan
Pengertian Kebutuhan.
Kebutuhan adalah Segala sesuatu yang diperlukan oleh manusia agar
memperoleh kepuasan dalam mengonsumsi barang dan jasa sehingga dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Kebutuhan manusia bersifat tidak terbatas karena sesuai
kodratnya manusia selalu merasa kekurangan dan selalu menginginkan kemakmuran.
Penyebab tidak terbatasnya kebutuhan manusia
itu antara lain sebagai berikut:
1. Semakin bertambah jumlah penduduk
2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi
3. Lingkungan pergaulan atau tempat
tinggal
4. Tingkat kebudayaan manusia semakin
maju
Jenis-jenis Kebutuhan
Kebutuhan menurut Intensitas/tingkatan:
1.
Kebutuhan primer:
Merupakan
kebutuhan yang harus dipenuhi agar manusia dapat hidup secara
layak,disebut juga kebutuhan alamiah. Apabila tidak terpenuhi kelangsungan
hidupnya terganggu.
contoh; sandang,pangan,papan,
pendidikan
2.
Kebutuhan sekunder:
merupakan kebutuhan pelengkap yang fungsinya untuk meningkatkan
kenyamanan. Dipenuhi setelah kebutuhan primer sudah dapat dipenuhi.
Contoh; kipas angin, radio,
tv,meja kursi dll
3. Kebutuhan
tersier:
kebutuhan akan barang- barang mewah.
Contoh; mobil, perhiasan, pesiar
dll
4.
Kebutuhan mutlak
Adalah kebutuhan yang harus
dipenuhi.
Kebutuhan berdasarkan
intensitasnya bersifat relative, tergantung pada kegiatan yang dilaksankan.
Kebutuhan menurut sifat
1.
Kebutuhan jasmani:
kebutuhan yang berhubungan dengan fisik/tubuh/jasmani
contoh:kebutuhan makan,minum,pakaian,biologis
2.
Kebutuhan rohani:
kebutuhan yang
berhubungan dengan kejiwaan atau batin
contoh: beribadah, musik,noton film
Kebutuhan menurut Subjek
1.
Kebutuhan Individu
(perseorangan / individual ):
kebutuhan yang pemenuhannya
bersifat perseorangan. Kebutuhan ini berhubungan langsung atau
diperuntukkan bagi perseorangan. Manusia sebagai makhluk pribadi, mempunyai
kepentingan atau kebutuhan yang berbeda-beda.
contoh:
pelajar membutuhkan buku, seragam
2.
Kebutuhan kolektif
(masyarakat):
kebutuhan yang diperuntukkan oleh
banyak orang/ kepentingan umum.
contoh;
jembatan, jalan raya, pasar,tempat ibadah.
Kebutuhan menurut waktu
1.
Kebutuhan sekarang:
merupakan
kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini atau tidak dapat ditunda.
contoh:
obat bagi orang sakit, makan bagi orang lapar, minum bagi orang yang haus.
2.
Kebutuhan Yang akan Datang:
kebutuhan yang diperuntukkan untuk
masa yang akan datang. Kebutuhan ini lebih mengarah pada
persiapan-persiapan guna menghadapi kebutuhan pada waktu yang akan datang, baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
contoh:
tabungan, asuransi
3. Kebutuhan mendesak
Merupakan
kebutuhan yang kritis (tiba-tiba) dan sifatnya insidental. Misalnya, bantuan
kepada masyarakat yang terkena musibah atau bencana alam, kebutuhan konsultasi
kesehatan atau pengacara.
4. Kebutuhan
sepanjang waktu
Adalah
kebutuhan yang waktunya tidak terbatas.
Contoh:
makan dan minum selama hidupnya.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kebutuhan
1. Peradaban atau
perkembangan jaman.
2. Kondisi alam
3. Agama/kepercayaan
4. Adat istiadat/tradisi
5. kemajuan IT
6. pendapatan
Alat
pemuas kebutuhan
(
Barang & Jasa)
Pengertian
alat pemuas kebutuhan
Alat pemuas kebutuhan adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk kelangsungan hidupnya.
Alat pemuas kebutuhan ada 2 yaitu:
1) Barang
Adalah
alat pemuas kebutuhan yang berwujud / konkrit, bila digunakan jumlahnya
bekurang.
2) Jasa
Adalah
alat pemuas kebutuhan yang tidak berwujud/ abstrak, bila digunakan jumlahnya
tidak bekurang.
Jenis-jenis Barang pemuas kebutuhan
Barang menurut tujuan penggunaan
1.
Barang
konsumsi:
Barang yang secara langsung
digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Disebut juga barang jadi.
Barang konsumsi di bedakan
menjadi:
a)
Barang
modal
Barang tersebut apabila dikonsumsi
dalam waktu tertentu jumlahnya tidak akan habis.
contoh:perabotan rumah
tangga,
b)
barang
habis pakai
Barang tersebut apabila dikonsumsi
dalam waktu tertentu jumlahnya akan habis.
contoh: roti
2.
Barang
Produksi/barang modal:
Barang yang digunakan untuk
menghasilkan barang lain / barang yang digunakan dalam kegiatan produksi.
Barang menurut cara memperolehnya
1.
Barang Bebas:
Barang yang bisa dinikmati tanpa
harus mengeluarkan pengorbanan.
contoh: udara, air laut,matahari
2.
Barang
Ekonomi:
Barang yang jumlah terbatas dan
untuk mendapatkannya diperlukan pengorbanan. Sebagian besar barang yang dihasilkan
manusia adlh barang ekonomi.
Contoh: rumah, pensil, seragam
sekolah
Barang menurut hubungannya dengan barang lainnya.
1.
Barang
Substitusi.
Barang yang sifatnya saling
menggantikan.
contoh: bolpoint---pensil
2.
Barang
Komplementer
Barang
yang nilai gunanya meningkat apabila digunakan bersama-sama dengan barang lain.
contoh:
kompor---minyak tanah
Barang menurut proses pembuatannya
1.
Barang
Mentah/Bahan baku,
Bahan mentah merupakan bahan dasar atau barang
yang belum mengalami proses produks.
Misalnya
kapas, kayu, rotan, padi, tembakau, kulit
2.
Barang
setengah jadi,
Barang setengah jadi merupakan barang
yang sudah diproses tetapi belum siap pakai. Misalnya benang dari kapas untuk
membuat kain (tekstil) dan kopra dari kelapa untuk membuat minyak goreng.
3.
Barang jadi,
Barang jadi merupakan barang yang
sudah diproses produksi dan siap pakai untuk memenuhi kebutuhan.
Misalnya, sepatu, pakaian, minuman
dalam keleng.
Kegunaan Barang Pemuas
Kebutuhan
Barang akan
bermanfaat apabila dapat memuaskan kebutuhan manusia atau pada saat barang itu
mempunyai nilai guna (utility). Nilai guna barang ada beberapa macam, yaitu:
1.
Kegunaan bentuk (form utility)
Yaitu peningkatan kegunaan yang
diakibtakan karena perubahan bentuk. Missal Kayu gelondongan akan mempunyai
nilai guna yang lebih tinggi apabila diubah bentuknya menjadi meja, kursi,
lemari, dan bentuk lainnya.
2.
Kegunaan dasar (elementary utility)
Kegunaan macam ini merupakan
peningkatan dari bahan dasar menjadi barang jadi yang mempunyai nilai guna
lebih tinggi dari pada barang atau bahan asalnya. Misalnya, kapas sebagai bahan
dasar benag, benag sebagai bahan dasar untuk membuat kain/ tekstil, kain/ tekstil
merupakan bahan dasar untuk membuat pakaian.
3.
Kegunaan tempat (place utility)
Yaitu peningkatan kegunaan yang
diakibatkan karena dipindahkan dari tempat aslinya. Misalnya, pasir yang da di
sungai atau di daerah gunung berapi (bekas letesan gunung berapi) akan sangat
berguna setelah diangkut ke tempat-tempat lain sebagai bahan bangunan.
4.
Kegunaan pemilikan (ownership utility)
Suatu barang akan menjadi lebih berguna apabila
barang tersebut telah dimiliki. Kegunaan pemilikan ini menunjuk pada pertambahan
nilai guna barang pemuas kebutuhan, sesudah barang itu dimiliki. Misalnya,
laptop yang dipajang ditoko akan mempunyai nilai guna lebih jika sudah dimiliki
oleh seorang (wartawan, pengarang, dan mahasiswa).
5.
Kegunaan waktu (time utility)
Kegunaan waktu
ini menunjukkan bahwa barang pemuas kebutuhan akan lebih menjadi berguna pada
saat barang tersebut dimanfaatkan atau digunakan. Misalnya jas hujan dan payung
akan besar manfaatnya pada musim penghujan.
6. service utility
Yaitu
peningkatan kegunaan jika memberikan jasa secara optimal.
KELANGKAAN
Pengertian
Kelangkaan
Kelangkaan (scarcity) adalah suatu
kondisi dimana jumlah kebutuhan lebih banyak dari pada jumlah barang dan jasa
yang tersedia.
FAKTOR-FAKTOR
PENYEBAB KELANGKAAN
1.
Keterbatasan Sumber daya
2.
Kerusakan SDA akibat ulah manusia
3.
Bencana alam
4.
Perkembangan jumlah penduduk
5.
Terbatasnya kemampuan
manusia untuk mengolah
6.
Keserakahan manusia, yang
mengakibatkan berkurang dan cepat rusaknya barang-barang yang dapat
dimanfaatkan sebagai benda pemuas kebutuhan.
7.
Meningkatnya kebutuhan
manusia yang lebih cepat dari kemampuanmanusia untuk menghasilkan atau
menemukan sumber-sumber baru.
8.
Kurangnya
tenaga-tenaga ahli.
Cara mengatasi
kelangkaan:
1. Menghemat penggunaan sumber daya
alam
2. Memelihara dan melestarikan sumber
daya alam dengan baik
3. Menciptakan alat pemuas/barang
pengganti (barang substitusi)
4. Meningkatkan pengelolaan berbagai
macam sumber daya alam, sehingga lebih bermanfaat bagi kehidupan manusia.
5. Mencari
alternatif lain
masalah
pokok Ekonomi
masalah pokok ekonomi ada 2 aliran:
1. Aliran neo klasik/ modern
1. Apa yang akan Diproduksi (What)
Pertanyaan ini
menyangkut tentang barang apa yang akan dihasilkan dan berapa banyak
jumlah yang akan diproduksi. Jadi, pertanyaan ”what” untuk menentukan
penggunaan satu sumber daya tertentu dan apa yang akan dihasilkan.
2. Bagaimana (How)
pertanyaan
”how” untuk menentukan bagaimana sumber daya disediakan, dialokasikan,
dan dikombinasikan agar mendapat hasil yang maksimal. Artinya, hasil yang
diinginkan lebih banyak daripada biaya yang dikeluarkan.
3. Untuk Siapa (For Whom)
Pertanyaan
“ for whom” untuk menentukan industri tersebut memproduksi barang untuk siapa?
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam negeri ataukah untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat luar negeri? Jika untuk konsumsi di dalam negeri,
masyarakat manakah yang menjadi target penjualan? Kemudian, bagaimana
pendistribusiannya, apakah melalui koperasi, pasar, toko, atau membeli langsung
dari produsen?
4.
siapa (who)
5.
berapa banyak (how much)
2. Aliran klasik
1.
Produksi
2.
Konsumsi
3.
distribusi
produksi
pengertian
Produksi
merupakan kegiatan untuk menambah atau meningkatkan nilai guna barang/jasa.
Tujuan produksi
1)
meningkatkan nilai guna barang dan
jasa
2)
meningkatkan keuntungan
3)
menjaga kesinambungan /
continuitas perusahaan
Proses/
tahap produksi
INPUT Proses OUTPUT
( factor
produksi) Produksi ( barang dan jasa)
Fungsi produksi
Q = f(L, R, C, T)
Keterangan :
Q
: jumlah produksi yang dihasilkan
f : fungsi
L
: tenaga kerja
R : SDA
C : modal
T : teknologi
Bidang produksi berdasarkan
pengertian produksi:
1.
Bidang Ekstratif
Bergerak
dalam bidang pengumpulan SDA
2.
Bidang agraris
Bergerak
dalam bidang pengelolaan SDA
3.
Bidang industry
Bergerak
dalam bidang mengolah barang menjadi barang lain
4.
Bidang perdagangan
Bergerak
dalam bidang jual beli barang sehingga terjadi pemindahan kepemilikan
5.
Bidang jasa
Bergerak dalam bidang
pelayanan jasa.
Bidang
produksi tersebut dapat dikelompokkan menjadi:
1. Bidang
produksi primer ( ekstratif dan agraris)
2.
Bidang produksi sekunder ( industry dan perdagangan)
3. Bidang
produksi tersier (pelayanan/ jasa)
Perluasan produksi
1.
Adanya pemindahan
2.
Adanya barang yang mulai rusak
3.
Adanya keinginan meningkatkan
Cara perluasan produksi:
1.
Ekstensifikasi (dengan
menambah factor/ unit produksi baru)
2.
Intensifikasi (dengan
meningkatkan produktivitas dari produksi yang ada pada tiap unit produksi)
3.
Diversifikasi (meningkatkan
jenis dan macam produksi yang dihasilkan)
4.
Rasionlisasi (
dengan kebijakan- kebijakan secara rasional)
Konsumsi
Pengertian
Konsumsi.
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, secara singkat
konsumsi sering diartikan sebagai kegiatan memakai, menggunakan, memanfaatkan
barang atau jasa. Dalam pengertian ekonomi, konsumsi diartikan sebagai
kegiatan manusia mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan, baik secara berangsur-angsur maupun sekaligus habis.
Dalam kegiatan
menghabiskan nilai guna barang, barang yang dikonsumsi merupakan barang habis
pakai, sedangkan dalam kegiatan barng, barng yang dikonsumsi merupakan barang
modsl/ bsrsng tetap.
Barang konsumsi
Adalah
hasil produksi yang ditujukan kepada masyarakat berups bsrsng dsn jasa untuk
dikonsumsi sehri- hari.
Cirri-ciri barang konsumsi:
1.
Barang yang dikonsumsi dibutuhkan oleh manusia
2.
Barang yang dikonsumsi untuk memenuhi
kebutuhan hidup
3.
Barang yang dikonsumsi akan habis atau
mengalami penyusutan sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat digunakan lagi
Fungsi Konsumsi
1.
Untuk memenuhi kebutuhan manusia.
2.
Memberikan kesenangan kepada manusia.
3.
Indikator untuk mengukur
tingkat status sosial manusia.
4.
Menambah tingkat permintaan masyarakat.
Tujuan Konsumsi
Tujuan utama : memenuhi kebutuhan secara langsung
Tujuan umum :
1.
Memnuhi
kebutuhan jasmani dan rohani
2.
Memperoleh
kepuasan
3.
Mencapai
kemakmuran
4.
Menghabiskan
atau megurangi nilai guna suatu barang/ jasa
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konsumsi
·
Faktor Internal
1. Pendapatan
Semakin tinggi pendapatan
konsumsi, konsumsi cenderung semakin besar pula. Sebaliknya, konsumen yang
berpendapatan rendah biasanya tidak akan banyak melakukan kegiatan konsumsi
karena daya belinya juga rendah. Pendapatan dan konsumsi dapat digambarkan
dengan rumus sebagai berikut:
2. Motivasi
Misalnya seorang siswa membeli handphone keluaran terbaru
agar dianggap keren oleh teman-temannya.
3. Sikap dan kepribadian
4.
Selera
·
Faktor Eksternal
1. Kebudayaan
2. Ekspaktasi (ramalan harga dimasa depan)
3. Jumlah penduduk
4. Jumlah anggota keluarga
5. Status Sosial
6. Harga Barang
bila harga barang naik, konsumsi akan menurun, dan bila
harga barang rendah, konsumsi akan tinggi. Ini juga berlaku untuk tingkat harga
barang substitusi, seperti yang sudah yang diuraikan dalam pembahasan tentang
hukum permintaan dan penawaran.
Factor-faktor
tersebut dapat dikelompokkan/ dikategorikan menjadi:
1.
Demografi
Bersangkutan dengan kependudukan dan
masyarakat. Missal: kebudayaan, status sosial.
2.
Ekonomi
Berhubungan dengan perekonomian.
Missal: harga barang dan pendapatan
3.
Non ekonomi
Missal: selera, sikap dan kepribadian,
motivasi
Bentuk-bentuk Perilaku Konsumsi
Bila dilihat dari segi pertimbangan rasional perilaku
konsumen dalam berbelanja dibedakan menjadi dua macam:
1.
Perilaku Konsumsi Rasional.
Adalah perilaku konsumen
yang didasari atas pertimbangan rasional (nalar) dalam mengkonsumsi suatu
produk. Suatu pembelian dapat dikatakan rasional, bila dasar pertimbangannya
adalah sebagai berikut.
a)
Produk tersebut mampu memberikan kegunaan
optimal (optimum utility) bagi konsumen.
Suatu pembelian dapat dikatakan rasional bila dalam
membeli barang, darang tersebut benar-benar dapat memenuhi kebutuhan kita.
b)
Produk tersebut
benar-benar dibutuhkan konsumen.
c)
Mutu produk terjamin.
d)
Harga terjangkau dan
sesuai dengan kemampuan konsumen yang membeli.
Suatu pembelian dapat dikategorikan sebagai rasional,
bila ada kesesuaian antara harga yang harus dibayar dan uang yang dimiliki.
2.
Perilaku Konsumsi Tidak Rasional (Irrasional)
Sebuah tindakan dalam
berbelanja dapat dikatakan tidak rasional bila seorang konsumen memutuskan
membeli barang tanpa pertimbangan yang baik.
Contoh perilaku konsumsi irrasional:
a)
Membeli
barang hanya karena tertarik dengan iklannya.
b)
Tertarik
membeli barang hanya karena mereknya yang terkenal.
c)
Membeli
barang hanya karena obral atau untuk memperoleh bonus.
d)
Konsumsi
hanya untuk pamer atau gengsi, bukan karena kebutuhan akan barang tersebut.
KURVA BATAS KEMUNGKINAN PRODUKSI (Production possibility frontier curve)
Ciri-ciri:
1. Berslope negatif
2. Bergerak turun dari kiri atas ke kanan bawah
3. Penambahan pada salah satu sumbu mengakibatkan pengurangan pada
sumbu yang lain
4. Perub Y/Perub X= y1-y2 = nilai negatif
BIAYA
PELUANG (Opportunity cost) dan biaya sehari- hari
Pengertian biaya peluang dan biaya
sehari-hari
Banyaknya
uang yang di korbankan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari disebut biaya
sehari-hari. Biaya sehari-hari yang dikeluarkan oleh setiap orang berbeda-beda.
Hal tersebut dipengaruhi oleh pendapatan, selera, intensitas kebutuhan,
lingkungan, adat-istiadat, agama dan lain-lain.
Selain
biaya sehari-hari, ada juga biaya yang dikeluarkan oleh setiap pelaku ekonomi
baik perorangan maupun perusahaan yaitu biaya peluang atau biaya kesempatan
(opportunity cost). Biaya kesempatan adalah kesempatan untuk mendapatkan
keuntungan atau mendapatkan barang dan jasa yang dikorbankan karena kita
memiliki pilihan yang lain.
Contoh biaya
peluang antara lain sebagai berikut :
1.
Jika kita memiliki kain 5 meter. Kain tersebut dapat digunakan untuk membuat
baju, membuat korden, membuat taplak meja dan sprei. Namun jika kita memilih
membuat baju, maka kesempatan kita untuk membuat korden, taplak meja dan sprei
hilang. Kesempatan yang hilang tersebut dinamakan biaya peluang.
2.
Pak Danu memiliki sebidang tanah seluas 1000 m2.Tanah tersebut sebetulnya dapat
ditanami tanaman-tanaman seprti singkong, pepaya, pisang dan lain-lain, tetapi
Pak Danu membiarkan tanah tersebut kosong tidak ditanami tanaman-tanaman.
Kesempatan untuk mendapatkan hasil tanaman yang hilang tersebut dinamakan biaya
peluang.
3.
Budi memiliki uang sebesar Rp 150.000,00. Ia ingin membeli tas senilai Rp
125.000,00, tetapi ia juga harus membeli buku pelajaran senilai Rp 75.000,00.
Ternyata, Budi memutuskan untuk membeli tas daripada buku pelajaran. Dengan
demikian, biaya peluang yang dikorbankan Budi ialah senilai dengan harga buku
pelajaran yang tidak terbeli, yaitu Rp 75.000,00.
Biaya
peluang timbul akibat adanya kenyataan bahwa faktor produksi atau sumber daya
ekonomi yang tersedia bagi suatu perekonomian jumlahnya sangat terbatas atau
langka., Kelangkaan atau keterbatasan memaksa kamu untuk memilih salah satu
dari beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi. Artinya, kamu akan melepas peluang
atau kesempatan untuk memenuhi satu jenis kebutuhan lainnya.
Biaya
peluang ini akan muncul karena kamu harus memutuskan apa saja yang dapat
dilakukan dengan waktu dan pendapatan yang terbatas. Biaya peluang juga dapat
digambarkan melalui kurva kemungkinan produksi (Production Possibilities
Frontier - PPF).
Perbedaan biaya peluang
dengan biaya sehari-hari
Biaya
kesempatan (Opportunity Cost) atau biaya peluang, adalah biaya yang kita terima
bila kita memilih suatu kegiatan. Berbeda dengan biaya sehari-hari, biaya
peluang muncul dari kegiatan alternatif yang tidak bisa kita lakukan. Biaya
sehari- hari selalu berwujud uang, sedangkan biaya peluang tidak selalu
berwujud uang melainkan dapat berwujud waktu, keinginan, dll.
Persamaan biaya
peluang dengan biaya sehari-hari
Biaya
peluang dan biaya sehari- hari sama-sama merupakan pengorbanan untuk memperoleh
yang diinginkan.
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pergerakan dari titik A ke B
menunjukkan pengurangan produksi jumlah sandang dari 10 ke 9. Faktor-faktor
produksi yang dikorbankan sudah cukup untuk memproduksi 1 unit bahan pangan
yang pertama.Pergerakan dari B ke C memperlihatkan bahwa masyarakat harus
mengorbankan 2 unit sandang untuk mendapatkan 2 unit bahan pangan. Begitu
seterusnya sampai pada pergerakan dari titik D ke titik E. Jadi, produksi
pangan dapat terus ditambah jika produksi sandang juga terus dikurangi.
Gambar 1.7 merupakan Tabel 1.1 yang disajikan secara
grafis. Pergeseran dari titik A sampai titik E menunjukkan produksi pangan yang
semakin meningkat. Garis AE juga menjadi batas produksi dari kombinasi sandang
dan pangan. Artinya, produksi disepanjang garis (titik A, B, C, D, dan E)
merupakan produksi tertinggi atau maksimum yang dapat dilakukan masyarakat.
Kurva Kemungkinan Produksi (PPF) di atas menunjukkan jumlah barang
dan jasa yang dapat diproduksi terbatas. Selain dihadapkan pada biaya peluang,
sumber daya sebagai bahan baku untuk memproduksi barang dan jasajuga tersedia
dalam jumlah terbatas.
Sistem
Ekonomi
Pengertian
Sistem Ekonomi
Menurut Gilarso (1992:486) sistem ekonomi adalah keseluruhan
tata cara untuk mengoordinasi-kan perilaku masyarakat (para konsumen, produsen,
pemerintah, bank, dan sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi (produksi,
distribusi, konsumsi, investasi, dan sebagainya) sehingga menjadi satu kesatuan
yang teratur dan dinamis, dan kekacauan dapat dihindari.
Macam-macam Sistem Ekonomi
a) Sistem Ekonomi Komando/Terpusat
(Komunisme/Kolektivisme)
Sistem ekonomi komando/terpusat/komunisme/kolektivisme atau dalam pembelajaran
ini kita gunakan istilah Sistem Ekonomi Komando diartikan sebagai suatu sistem
dengan kendali yang ketat berada di pihak pemerintahan dalam menentukan
kepemilikan bisnis, laba, dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
Ciri-ciri sistem ekonomi komando
adalah sebagai berikut.
1)
Seluruh kegiatan produksi
diusahakan bersama.
2)
Harga dan penyaluran barang
ditentukan dan dikendalikan oleh negara.
3)
Jenis pekerjaan dan pembagian
kerja diatur oleh pemerintah.
4)
Hak milik perorangan tidak
diakui
5)
Segala kegiatan ekonomi diatur pemerintah
6)
Semua sumber dan alat produksi
sepenuhnya dipenuhi oleh pemerintah
7)
Kebijakan perekonomian
sepenuhnya pleh pemerintah
8)
Tidak afa kebebasan berusaha
bagi individu
Kelebihan:
1)
Kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi seceara
merata
2)
Relative mudah melakukan distribusi pendapatan
3)
Pengendalian dan pengawasan kegiatan ekonomi
lebih mudah dilaksanakan
4)
Pasar barang dalam negri berjalan lancar
5)
Jarang terjadi krisis ekonomi
6)
Pemerintah dapat turut campur dalam penentuan
harga
Kekurangan:
1)
Individhu tidak bebas memiliki barang dan jasa
2)
Individhu tidak bebas memiliki kebebasan
berusaha
3)
Sering terjadi monopoli yang merugikan
masyarakat
4)
Karena tidak ada kebebasan maka Krestifitas
dan inisiatif masyarakat tidak berkembang
b) Sistem
ekonomi liberal (pasar bebas)/ kapitalisme
Adalah
suatu system ekonomi dimana seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi,
distribusi, dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar.
Cirri system ekonomi liberal:
1)
Setiap orang bebas memiliki barang, termasuk
barang modal
2)
Setiap orang bebas Menggunakan barang dan jasa
yang dimilikinya
3)
Aktivitas ekonomi ditujukan untuk memperoleh
laba
4)
Peranan modal sangat penting
5)
Persaingan dilakukan scara bebas
6)
Pemerintah tidak melakukan intervensi dalam
pasar
Kelebihan:
1)
Menumbuhkan kreatifitas dan inisiatif
masyarakat
2)
Setiap Individhu bebas memiliki sumber- sumber
produksi
3)
Munculnya persaingan untuk maju
4)
Barang yang dihasilkan bermutu tinggi
5)
Efisiensi dan efiktifitas tinggi
Kekurangan:
1)
Sulit melakukan pemerataan pendapatan
2)
Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh
para pemilik modal
3)
Munculnya monopoli
4)
Sering terjadi gejolak perekonomian
c) Sistem
ekonomi tradisional
Cirri- cirri:
1)
Belum ada pembagian kerja
2)
Pertukaran dengan system barter
3)
Hubungan masyarakat bersifat kekluargaan
4)
Bertumpu pada sector agraris
5)
Tidak mengenal perdagangan dan teknologi
6) Keadaan
masyarakat masih tradisional, statis dan miskin
Kebaikan:
1)
Tidak terjadi persaingan
2) Anggota
masyarakat tidak terbebani target tertentu
Kekurangan;
1)
Masyarakat hanya berbuat untuk memnuhi
kebutuhan hidup
2)
Tidak bertujuan mencari keuntungan
3)
Menganggap tabu terjadinya perubahan
4)
Tidak memperhitungkan efisiensi dan penggunaan
sumber
d) Sistem
ekonomi campuran
Cirri-ciri:
1)
Merupakan gabungan dari system ekonomi pasar
dan terpusat
2)
Barang modal dan sumberdaya vital dikuasai
oleh Negara
3)
Pemerintah dapat melakukan intervensi dalam
perekonomian
4)
Peran pemerintah dan sector swasta berimbang
Kelebihan:
1)
Adanya kebebasan berusaha dapat mendorong
kretivitas individu
2)
Lebih memntingkan kepentingan umum daripada
kepentingan golongan
3)
Hak milik individu atas sumber- sumber
produksi diakui walaupun ada pembatasan
Kekurangan:
1)
Sulit menentukan batas antara kegiatan ekonomi
yang sehrusnya dilakukan oleh pemerintah dan swasta
2)
Sulit menentukanbatas antara sumber-sumber
produksi yang dapat dikuasai oleh swasta dan pemerintah
e)
Sistem Demokrasi Ekonomi
Sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia adalah Sistem
Ekonomi Pancasila, yang di dalamnya terkandung demokrasi ekonomi maka dikenal
juga dengan Sistem Demokrasi Ekonomi. Demokrasi Ekonomi berarti bahwa kegiatan
ekonomi dilakukan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pengawasan pemerintah
hasil pemilihan rakyat. Dalam pembangunan ekonomi masyarakat berperan aktif,
sementara pemerintah berkewajiban memberikan arahan dan bimbingan serta
menciptakan iklim yang sehat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu ciri positif demokrasi ekonomi adalah potensi,
inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan dalam batas-batas
yang tidak merugikan kepentingan umum. Negara sangat mengakui setiap upaya dan
usaha warga negaranya dalam membangun perekonomian.
A.
Kegiatan Ekonomi
Istilah ekonomi
mula-mula berasal dari Yunani. Oikos berarti rumah tangga, dan nomos
berarti aturan. Dalam perkembangannya, kita mengenal seorang tokoh sekaligus
sebagai Bapak Ekonomi yaitu Adam Smith (1723-1790). Dalam bukunya An Inquiry into the
Nature and Causes of the Wealth of Nation, biasa disingkat The Wealth of
Nation, yang diterbitkan pada tahun 1776.
Hukum engel
C =
x 100
S =
x
100
S = Y- C
Hukum
gossen
a.
Pemenuhan kebutuhan secara vertical
Pemenuhan kebutuhan secar vertical
apabila
konsummsi hanya memenuhi 1 jenis barang
pendekatan cardinal
hukum gossen I
HUKUM GOSSEN I
“jika konsumen memnuhi suatu kebutuhan
maka kepuasan total (total utility) semakin bertambah tetapi jika dilakukan
secra terus menerus tambahan kepuasan (marginal utility) semakin berkurang”
Kepuasan
total ( total utility)
Adalah kepuasan yang dirasakan konsumen
secara keseluruhan karena mengonsumsi barang dan jasa.
tambahan
kepuasan (marginal utility)
adalah tambahan kepuasan sebagai
akibat tambahan mengonsumsi 1 jenis barang.
b.
Pemenuhan
kebutuhan secara horizontal
Pemenuhan kebutuhan secara horizontal
konsumen memnuhi lebih dari 1 jenis barang
pendekatan oridinal
hukum gossen II
HUKUM
GOSSEN II
“ setiap manusia akan berusaha
memenuhi kebutuhan dari berbagai kebutuhan sampai mencapai tingkat kepuasan
yang sama”
Hukum gosssen II akan menimbulkan
alternative pilihan.
Table hukum gossen II
Pilihan
konsumsi
|
pakaian
|
makanan
|
a
|
8
|
3
|
b
|
4
|
6
|
c
|
2
|
9
|
d
|
1
|
12
|
Kurva/
grafik hukum gossen II
Disebut juga kurva indeferensi
Pakaian
8
4
2
1
Makanan
0 3 6 9 12
Nilai
Barang dan Jasa (Value of Good)
Barang
dan jasa mempunyai nilai.Nilai dapat dibedakan menjadi dua
jenis, sebagai berikut.
·
Nilai
Pakai Objektif
Adalah kemampuan dari suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh
nasi bagi setiap penduduk Indonesia mempunyai nilai pakai objektif, sebab tanpa
membeda-bedakan orangnya, setiap penduduk Indonesia dapat memakan nasi untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya waktu lapar.
·
Nilai
Pakai Subjektif
Adalah arti yang
yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu benda/jasa sehubungan benda/jasa
tersebut dapat dipakai memenuhi kebutuhan hidup pribadi pemakainya (unsur
psikologis pemakainya.
Unsur psikologis
pemakai adalah kepercayaan pemakai terhadap barang yang dipakainya.Misalnya barang yang dianggap menjadi jimat, menimbulkan kekuatan
supranatural, meningkatkan prestise atau dapat memberikan kepuasan yang
sangat mendalam bagi si pemakai. Contohnya benda antik, lukisan, batu akik,
model pakaian, dan kemenyan.
Model Diagram Interaksi
Pelaku Kegiatan Ekonomi
A.
Pelaku Kegiatan Ekonomi
Rumah Tangga Produksi (Perusahaan)
. Rumah tangga
produksi disebut juga perusahaan atau produsen. Perusahaan adalah kelompok
masyarakat yang tugasnya memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Contohnya kayu balok dijadikan perabot
rumah tangga. Untuk mengubah kayu balok menjadi peralatan rumah tangga
diperlukan paku, gergaji, cat, dan tukang kayu. Faktor produksi berperan
penting dalam produksi perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa hasil
produksi. Dari manakah perusahaan memperoleh faktor produksi? Perusahaan
membeli faktor-faktor produksi dari rumah tangga konsumen dan membeli
bahan-bahan serta alat-alat produksi. Rumah tangga produksi memiliki beberapa bentuk,
yaitu:
·
Perusahaan Perseorangan
Yaitu
usaha yang dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh seseorang yang bertanggung
jawab penuh terhadap semua resikodan aktivitas perusahaan. Contoh: warung,
café, restoran, kedai.
·
Firma (Fa)
Yaitu suatu persekutuan antara dua orang atau lebih
dengan nama bersama untuk menjalankan usaha, dimana tanggung jawab
masing-masing anggota firma tidak terbatas. Contoh: kantor hukum atau kantor
akuntan.
·
Perseroan Komanditer (CV)
Yaitu
suatu bentuk perjanjian kerja sama untuk berusaha bersama antara orang-orang
yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan, serta bertanggung jawab penuh
dengan kekayaan pribadinya. Contoh: usaha percetakan dan transportasi.
·
Perseroan Tarbatas (PT)
Yaitu
suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan yang mempunyai modal usaha yang
terbagi atas beberapa saham, dimana tiap sekutu turut mengambil bagian sebanyak
satu atau lebih saham. Contoh: PT Indosat, PT Kimia Farma.
·
Koperasi
Yaitu
suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang
memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerjasama secara
kekeluargaan, menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para
anggotanya.
Rumah Tangga Konsumsi (Konsumen)
Apa yang kalian
pikirkan tentang rumah tangga konsumsi? Sudahkah kalian menyadari bahwa kalian
merupakan seorang konsumen? Misalnya, kalian menggunakan komputer untuk
mengerjakan tugas, tindakan yang kalian lakukan merupakan kegiatan mengkonsumsi
barang. Jadi dapat dikatakan, kalian sebagai seorang konsumen.
Rumah
tangga konsumsi disebut juga dengan konsumen. Konsumen adalah rumah tangga yang
melakukan kegiatan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan dan sebagai pemilik
faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, dan wirausaha). Rumah
tangga konsumsi membutuhkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh rumah tangga
produksi untuk hidup.
Untuk dapat
melaksanakan kegiatan konsumsinya, setiap rumah tangga konsumsi harus memiliki
pendapatan. Bagaimana dan dari mana rumah tangga memperoleh pendapatan agar
kegiatan konsumsi dapat terlaksana?
Pendapatan
rumah tangga dapat diperoleh dari perusahaan dengan cara sebagai berikut.
a.
Sewa (rent),
yaitu balas jasa yang diterima rumah tangga karena telah menyewakan tanahnya
kepada pihak lain, misalnya perusahaan.
b.
Upah (wage),
yaitu balas jasa yang diterima rumah tangga karena telah mengorbankan tenaganya
untuk bekerja pada perusahaan dalam kegiatan produksi.
c.
Bunga
(interest), yaitu balas jasa yang diterima rumah tangga dari perusahaan karena
telah meminjamkan sejumlah dana untuk modal usaha perusahaan dalam kegiatan
produksi.
d.
Laba (profit),
yaitu balas jasa yang diterima rumah tangga dari rumah tangga produsen karena
telah mengorbankan tenaga dan pikirannya mengelola perusahaan sehingga
perusahaan memperoleh laba.
Rumah Tangga Negara (Pemerintah)
pemerintah memegang peran utama dalam
kegiatan ekonomi.
Pemerintah adalah pelaku kegiatan
ekonomi yang menjalankan kegiatan ekonomi berdasarkan motif ekonomi sosial,
yaitu motif mencari penghasilan guna kepentingan umum. Pemerintah merupakan
pihak yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Di dalam perekonomian,
pemerintah bertugas untuk mengatur, mengendalikan serta mengadakan kontrol
terhadap jalannya roda perekonomian agar negara bisa maju dan rakyat bisa hidup
dengan layak dan damai.
Perusahaan negara dikelompokkan menjadi:
·
Perusahaan Negara Umum (PERUM)
Yaitu kegiatan usaha yang ditujukan untuk melayani
kepentingan umum. Contoh:
Perum Perhutani dan Perum Pegadaian.
·
Perseroan Terbatas Negara (PERSERO)
Yaitu
perusahaan yang seluruh atau sebagian sahamnya dimiliki oleh negara dari
kekayaan negara yang dipisahkan. Contoh: PT Asuransi Jiwasraya, PT PLN.
Masyarakat Ekonomi Luar Negeri
Masyarakat ekonomi luar negeri adalah
pelaku ekonomi yang mendukung suksesnya kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
suatu negara. Berbagai kerja sama dalam bidang ekonomi dapat dilakukan dengan
masyarakat luar negeri. Kerja sama tersebut tidak hanya berupa perdagangan,
namun juga dapat berbentuk pertukran tenaga kerja, penanaman modal, pinjaman,
dan bantuan. Masyarakat ekonomi luar negeri pada dasarnya merupakan pelaku ekonomi
yang berhubungan dengan transaksi luar negeri. Sektor ini mencakup ekspor impor
barang dan jasa, aliran modal yang berkaitan dengan transaksi perbankan serta
investasi. Transaksi luar negeri bersih (neto) akan mempengaruhi tingkat dan
komposisi aktivitas
B.
Circulair Flow Diagram
Perlu kalian ingat, antara empat pelaku ekonomi, yaitu
konsumen, produsen, pemerintah dan masyarakat luar negeri terjadi interaksi
karena mereka saling membutuhkan sehingga terjadi arus lingkar kegiatan ekonomi
(circulair flow economic activity) yang menggambarkan arus barang yang
mengalir dari dan kepada masing-masing pelaku ekonomi. Interaksi tersebut dapat dianalisis
dengan menggunakan diagram aliran melingkar (circulair flow diagram)
Peran Produsen dan Konsumen
Dalam Kegiatan Ekonomi
A. PERAN KONSUMEN
DAN PRODUSEN DALAM KEGIATAN EKONOMI
1.
Peran Konsumen.
a)
Menyediakan faktor-faktor produksi bagi
produsen. Hal ini dapat berupa faktor-faktor produksi misalkan uang, tanah,
tenaga kerja dan modal.
b)
Sebagai penerima imbalan jasa dari
penggunaaan faktor-faktor produksi.
c)
Konsumen sebagai pemakai, mengurangi
dan menghabiskan barang dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk
mempertahankan hidup. Dalam hal ini konsumen berperan sebagai pemakai
barang-barang produksi.
d)
Sebagai penyalur barang dan jasa. Dalam
hal ini konsumen berperan sebagai distributor. Misalkan ketika berpergian
seseorang membeli barang-barang khas dari daerah yang dituju sebagai buah
tangan.
e)
Membayar pajak kepada pemerintah
atau negara. Misalkan pajak pertambahan nilai sebuah barang dibebankan
sebagian kepada konsumen.
2.
Peran Produsen
a)
Penghasil barang dan jasa.
b)
Konsumen jasa-jasa produkstif dari
konsumen, berupa tenaga kerja, usaha, tanah untuk modal dan tenaga ahli sebagai
pemimpin perusahaan
c)
Membayar jasa-jasa atas penggunaan
faktor-faktor produksi kepada konsumen berupa pembayaran upah dan sewa..
d)
Mengelola faktor-faktor produksi dan
melakukan kegiatan produksi barang dan jasa.
e)
Agen pembangunan. Setiap perusahaan
tidak hanya mengejar keuntungan bagi pemilik modal tetapi bertanggung jawab
atas kesejahteraan karyawan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
f)
Menerima pendapatan atas penjualan
barang dan jasa yang telah diproduksi.
g)
Membayar pajak kepada negara. Seperti
konsume, pajak juga dibebankan sebagian kepada produsen sebagai kompensasi
kepada negara.
3.
Peran
pemerintah
a.
Sebagai
pengatur kehidupan ekonomi.
b.
Membuat
perencanaan jangka panjang dan menengah (GBHN)
c.
Menyediakan
sarana dan prasarana pembangunan.
d.
Menetapkan
peraturan perundangan untuk mengatur, melindungi, atau menentukan
cara-cara melakukan kegiatan ekonomi.
e.
Sebagai
konsumen. Untuk menjalankan tugasnya pemerintah memerlukan berbagai macam
barang atau jasa, misalkan kegiatan administrasi pemerintah diperlukan alat
tulis dan peralatan kantor untuk transportasi diperlukan kendaraan, dan
sebagainya. Dalam hal ini pemerintah berperan sebagai konsumen.
f.
Sebagai
produsen. Pemerintah bertindak sebagai produsen untuk menghasilkan barang atau
jasa yang menyangkut kepentingan orang banyak yang dilakukan melalui bumn.
4.
Masyarakat luar
negeri.
a.
Mengelola
investasi atas penanaman modal asing dengan mendirikan perusahaan milik asing
dan swasta nasional (joint venture).
b.
Menerima
bantuan luar negeri berupa pinjaman dari negara-negara asing atau lembaga
keuangan internasional.
c.
Pengekspor atau
pengimpor barang dan jasa.
d.
wisatawan
mancanegara.
B. HUBUNGAN
KONSUMEN DAN PRODUSEN DALAM KEGIATAN EKONOMI.
Konsumsi merupakan bagian dari
pemenuhan kebutuhan manusia tidak tergantung pada jenis dan macam barang
itu sendiri. Maka bisa disimpulkan bahwa setiap manusia akan melakukan kegiatan
konsumsi setiap hari selama masa hidupnya.
tanpa adanya konsumen maka kegiatan produsen
dalam memproduksi barang tidak akan berjalan dengan lancar bisa pula akan
mengalami kebangkrutan, begitu pula sebaliknya. Tanpa adanya produsen konsumen
akan kesulitan bahkan tidak akan mampu memenuhi kebutuhan.
Dalam kehidupan ekonomi, kedua kegiatan
tersebut akan saling berpengaruh. Dimana produsen sebagai penyedia layanan dan
konsumen sebagai pemakai layanan akan berusaha untuk mencapai kepuasan-kepuasan
maksimum masing-masing.
PERMINTAAN DAN PENAWARAN
1. Pengertian
Permintaan dan Penawaran
Permintaan adalah jumlah produk (baik barang maupun jasa)
yang diinginkan konsumen pada berbagai tingkat harga selama jangka waktu
tertentu.
Permintaan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai
berikut.
a. Permintaan
absolut
Permintaan
absolut adalah permintaan yang tidak didukung oleh daya beli, tetapi lebih
merupakan angan-angan. Setiap orang dapat dipastikan mempunyai permintaan
absolut.
b. Permintaan potensial
Permintaan potensial adalah permintaan yang akan
diwujudkan dengan sejumlah uang yang dimiliki. Artinya, permintaan yang
didukung daya beli, tetapi belum dilaksanakan. Misalnya, dengan uang sebesar
Rp100.000,00 di tabungan, seseorang berniat membeli sepatu, dan sedang
memikirkan sepatu merk apa yang hendak dibelinya. Orang-orang yang memiliki
permintaan potensial inilah yang biasanya menjadi sasaran iklan dan berbagai
bentuk promosi lainnya.
c. Permintaan
efektif
Permintaan efektif adalah permintaan terhadap barang atau
jasa yang dilakukan sesuai dengan daya beli yang dimiliki. Misalnya, Faris
akhirnya membeli sepatu dengan merk X seharga Rp75.000,00.
Konsep penawaran menunjukkan berbagai jumlah
(kuantitas) barang yang akan dijual di pasar oleh seseorang atau beberapa orang
penjual. Dalam ilmu ekonomi, penawaran (supply) diartikan sebagai berbagai
jumlah barang yang akan dijual di pasar oleh seseorang atau beberapa orang
penjual pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu.
2. Faktor – Faktor Permintaan
Permintaan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :
a) Harga barang itu sendiri
Harga
barang merupakan faktor utama yang memengaruhi permintaan seseorang atau pasar.
Harga yang murah, tetapi mutu yang baik, akan menjadikan permintaan lebih
banyak, sedangkan harga tinggi dengan mutu yang biasa-biasa saja menjadikan
permintaan berkurang.
b) Perubahan harga barang yang
berkaitan
Jika
kompor gas disubstitusikan dengan kompor minyak tanah maka ketika terjadi
kenaikan harga gas maka permintaan terhadap kompor minyak tanah bertambah
sebagai barang pengganti karena dianggap lebih murah. Contoh lainnya jika gas
adalah barang komplementer dari kompor gas maka ketika harga gas naik akan
menyebabkan permintaan kompor gas menjadi turun.
c) Pendapatan masyarakat (daya beli
masyarakat)
Pendapatan
memengaruhi daya beli seseorang. Semakin besar pendapatan, permintaan terhadap
barang cenderung meningkat. Begitupun semakin kecil pendapatan maka akan
semakin kecil pula permintaan terhadap barang.
d) Populasi penduduk (banyak sedikitnya
jumlah penduduk)
Semakin
banyak jumlah penduduk suatu daerah maka semakin besar pula permintaan barang
di daerah tersebut.
e) Selera konsumen (minat/keinginan
masyarakat)
f) Adanya barang pengganti (subtitusi)
Ketika
harga gas naik, masyarakat beralih pada barang substitusinya, yaitu minyak
tanah sehingga permintaan minyak tanah akan meningkat.
g) Tingkat kebutuhan terhadap suatu
macam barang (intensitas kebutuhan)
Kebutuhan
barang pokok, seperti pangan, papan, dan sandang di daerah bencana (seperti di
NangroeAceh Darussalam dan Pangandaran, Jawa barat) sangat mendesak sehingga
tingkat permintaan akan kebutuhan pangan, papan, dan sandang sangat besar
dibandingkan didaerah lainnya.
h) Mode (trend)
Mode
mendorong orang untuk menyesuaikan diri dengan zamannya sehingga sangat
memengaruhi permintaan akan barang karena jika tidak membeli barang sesuai
dengan mode atau trendnya saat itu, akan cenderung ketinggalan zaman.
2. Faktor yang Memengaruhi Penawaran
Kesediaan
produsen atau perusahaan memproduksi dan menawarkan berbagai
jumlah
barang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.
a.
Harga Barang Itu Sendiri
Produsen
atau perusahaan akan menawarkan lebih banyak barang jika harga naik. Begitupun
sebaliknya, jika harga turun, jumlah barang yang ditawarkan akan semakin
sedikit. Hal ini sesuai dengan hukum penawaran yang menjelaskan hubungan antara
harga suatu barang dan jumlah barang yang ditawarkan.
b.
Biaya Produksi
Produsen
membutuhkan berbagai faktor produksi untuk dapat menghasilkan barang dan
jasa. Faktor-faktor produksi tersebut harus dibeli oleh produsen dari pemilik
faktor-faktor produksi (konsumen). Oleh karena itu, semakin murah harga faktor
produksi, biaya produksi akan sedikit sehingga produsen dapat lebih banyak memproduksi
barang yang ditawarkan. Sebaliknya, jika harga faktor produksi tinggi, barang
yang ditawarkan produsen akan menurun pada setiap tingkat harga.
c.
Tingkat Teknologi
Penggunaan
teknologi memiliki peranan penting dalam kegiatan produksi. Perusahaan yang
menggunakan teknologi pada tingkat yang lebih tinggi dapat meningkatkan hasil
produksinya dengan cepat. Di samping itu, penggunaan teknologi yang
tinggi juga akan menyebabkan biaya produksi semakin murah. Peningkatan hasil
produksi dan biaya produksi yang semakin murah akan menyebabkan jumlah barang
yang ditawarkan semakin banyak pada tingkat harga tertentu.
d.
Kebijakan Pemerintah
Kebijakan
pemerintah di antaranya dalam hal pajak dan subsidi. Semakin besar pajak,
jumlah barang yang ditawarkan akan menurun, begitu pula sebaliknya. Adapun
semakin besar subsidi, jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah. Sebagai
contoh, pada waktu pemerintah masih memberikan subsidi bahan bakar minyak
(BBM), perusahaan dapat melakukan proses produksi dengan biaya yang relatif
lebih murah. Setelah kebijakan subsidi BBM dikurangi, biaya produksi meningkat
dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan menurun.
e.
Faktor Alam
Pengaruh
alam terutama akan memengaruhi penawaran produk pertanian dan perikanan.
Misalnya, bagi para petani, iklim yang tidak menentu dapat menyebabkan gagal
panen sehingga jumlah barang yang ditawarkan (contohnya beras) akan berkurang.
HUKUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN
1. Hukum Permintaan dan Asumsi
yang Mendasarinya
Hukum
permintaan merupakan rumusan yang menjelaskan hubungan antara harga suatu
barang dan jumlah barang yang diminta pada jumlah barang yang diminta merupakan
variabel yang dipengaruhinya.
Hukum
permintaan berbunyi:
“Jika
harga suatu barang naik, jumlah barang yang diminta per unit waktu akan
turun. Begitu sebaliknya, jika harga suatu barang turun, jumlah barang yang
diminta per unit waktu akan naik.”
Adapun
asumsi yang mendasari hukum permintaan adalah faktor-faktor lain selain
harga yang memengaruhi jumlah barang yang diminta dalam keadaan tetap
sama (ceteris paribus). Keadaan lain yang harus tetap sama antara lain
pendapatan konsumen, harga barang, dan selera konsumen. Acuan dari semua
permintaan adalah kebutuhan individu. Namun, dalam analisis harga dan jumlah barang
diminta yang menjadi acuan adalah permintaan pasar yaitu penjumlahan total dari
semua permintaan individu.
2. Hukum Penawaran dan Asumsi yang Mendasarinya
Hukum
penawaran merupakan rumusan yang menjelaskan hubungan antara harga suatu barang
dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan pada berbagai tingkat harga selama
jangka waktu tertentu. Dalam hal ini, harga barang merupakan variabel yang
berpengaruh. Adapun jumlah barang yang ditawarkan merupakan variabel yang
dipengaruhi.
Hukum
penawaran berbunyi:
“Jika harga suatu barang naik, ceteris paribus (keadaan lain tetap sama), jumah
barang yang ditawarkan per unit waktu akan bertambah. Begitu sebaliknya, jika
harga suatu barang turun, ceteris paribus, jumlah barang yang ditawarkan per
unit waktu akan turun.”
Asumsi yang mendasari hukum penawaran adalah faktor-faktor lain selain harga
yang memengaruhi jumlah barang yang ditawarkan ceteris paribus. Faktor-faktor
lain yang harus tetap sama antara lain biaya produksi, harga barang lain, dan
tingkat teknologi. Hal yang dianalisis pada penawaran konsumen adalah hubungan
jumlah barang yang ditawarkan dengan harga pasar atau hubungan antara harga
pasar dan jumlah barang yang akan diproduksi dan dijual, dengan asumsi keadaan
lain tetap tidak berubah.
HARGA KESEIMBANGAN
1. Pengertian
Harga dan Jumlah Keseimbangan
Interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran di
pasar, akan melahirkan keseimbangan harga dan kuantitas yang disebut dengan
keseimbangan pasar. Jadi, keseimbangan pasar terjadi jika harga dan jumlah
barang yang diminta di pasar sama dengan harga dan jumlah barang yang
ditawarkan. Dengan kata lain, keseimbangan pasar terjadi pada harga dan jumlah
barang ketika kekuatan penawaran dan permintaan seimbang. Pada kondisi ini,
akan tercipta harga keseimbangan (equilibrium price) dan jumlah keseimbangan
(equilibrium quantity). Pada kondisi keseimbangan, harga dan kuantitas
cenderung tetap tidak berubah, selama faktor lain tetap (tidak berubah). Untuk
mengetahui harga dan jumlah keseimbangan dapat dilakukan dengan cara tabel,
cara kurva, dan cara matematis.
2. Elastisitas
1. Elastisitas Permintaan
Elastisitas
permintaan menghitung perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli
sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang memengaruhinya. Elastisitas
permintaan yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas
harga permintaan (price elasticity of demand). Adapun elastisitas permintaan
yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross
elasticity) dan jika dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan
(income elasticity).
a.
Elastisitas Harga Permintaan (Price Elasticity of Demand)
Elastisitas
harga permintaan (Ep) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang
berubah jika harganya berubah sebesar satu persen.Angka elastisitas harga
permintaan bernilai negatif, Ep = –2 memiliki arti, jika harga barang naik 1%,
permintaan terhadap barang tersebut
turun 2%.
Begitu juga sebaliknya. Semakin besar nilai negatifnya, semakin elastic
permintaannya, sebab perubahan permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan
harga. Angka Ep dapat disebut dalam nilai absolut. Ep = 2, artinya sama dengan
Ep = –2.
1) Koefisien Elastisitas Harga Permintaan (Ep)
a)
Inelastik (Ep < 1)
Perubahan
permintaan lebih kecil daripada perubahan harga. Jika harga naik 10%,
menyebabkan per mintaan barang turun sebesar 6%. Permintaan barang kebutuhan
pokok umumnya inelastik, misalnya perubahan harga beras di Indonesia.
b) Elastik
(Ep > 1)
Permintaan
terhadap suatu barang dikatakan elastik jika perubahan harga suatu barang
menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Misalnya, jika harga turun 10%,
menyebabkan permintaan barang naik 20%. Oleh karena itu, nilai Ep lebih besar
daripada satu.
c) Elastik
Uniter (Ep = 1)
Jika
harga naik 10%, permintaan barang turun 10%.
d)
Inelastik Sempurna (Ep = 0)
Berapa
pun harga suatu barang, orang akan tetap membeli jumlah yang dibutuhkan.
Contohnya permintaan garam.
e) Elastik
Sempurna (Ep = )
Perubahan
harga sedikit saja menyebabkan perubahan permintaan tak terbilang besarnya.
2) Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur
Elastisitas
titik (point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu.
Konsep elastisitas titik digunakan jika peruhahan harga yang terjadi sedemikian
kecilnya sehingga mendekati 0, tetapi konsep ini kurang akurat jika perubahan
harga yang terjadi relatif besar. Dalam kasus tersebut, lebih tepat jika diukur
dengan elastisitas busur (arch elasticity),
yang
mengukur elastisitas permintaan antara dua titik. Dengan demikian, dalam suatu
kurva permintaan yang berbentuk garis lurus, koefisien elastisitasnya
berbeda-beda pada berbagai tingkat harga.
b.
Elastisitas Silang (Cross Elasticity)
Elastisitas
silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai
akibat perubahan harga barang lain sebesar satu persen.
Ec
= Persentase perubahan jumlah barang X yang diminta
Persentase
perubahan harga Y
c.
Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)
Elastisitas
pendapatan (Ei) mengukur berapa persen perubahan
permintaan
terhadap suatu barang (ωQ) jika pendapatan berubah (ΔI)
sebesar
satu persen.
Ei
= Persentase perubahan jumlah barang yang diminta
Persentase
perubahan pendapatan
Umumnya
nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan
permintaan. Semakin besar nilai Ei, elastisitas pendapatan nya semakin besar.
Barang dengan Ei > 0 merupakan barang normal (normal goods). Barang dengan
nilai 0 < Ei < 1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok (essential
goods). Barang dengan nilai Ei > 1 merupakan barang mewah (luxurius
goods).Adapun barang dengan nilai Ei < 0 merupakan barang inferior (inferior
goods).
2. Elastisitas Penawaran
Elastisitas
penawaran adalah angka yang menunjukkan berapa persen jumlah barang yang
ditawarkan berubah, jika harga barang berubah satu persen. Elastisitas
penawaran juga dapat dihubungkan dengan faktor-faktor atau variabel lain yang
dianggap memengaruhinya, seperti tingkat bunga, tingkat upah, harga bahan baku,
dan harga bahan antara. Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
persentase perubahan harga
PASAR
BARANG
1. Pengertian dan Cara Perdagangan Pasar Barang
Pasar
barang atau pasar komoditas adalah interaksi antara permintaan dan penawaran
terhadap barang dan jasa. Dalam perekonomian tertutup, permintaan utama berasal
dari sektor rumah tangga dan pemerintah. Permintaan tersebut umumnya merupakan
permintaan akan barang dan jasa akhir. Penawaran barang dan jasa berasal dari
sektor perusahaan.
Di
dalam perekonomian modern, terutama dengan semakin tingginya tingkat
spesialisasi, tidak semua perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang
dipakai untuk memproduksi barang dan jasa. Sebagai contoh, perusahaan mobil
tidak menambang sendiri bijih besi yang dibutuhkan, demikian juga fasilitas
mesin pembuat rangka mobilnya karena akan lebih efisien bagi perusahaan tersebut
jika membeli mesin dari perusahaan yang bergerak di bidang permesinan. Dengan
kata lain, mesin yang dibeli perusahaan tersebut merupakan input perantara
untuk memproduksi mobil. Beberapa komoditas yang umumnya diperjualbelikan di
pasar komoditas memiliki standar tertentu, antara lain barang-barang hasil
produksi dan industri, hasil pertambangan, hasil pertanian dan perkebunan. Komoditas
tersebut antara lain kopi, gula, jagung, cengkeh, kedelai, emas, tembaga,
kapas, lada, gandum, dan minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil atau CPO).
2. Keanggotaan Pasar Komoditas
Anggota
pasar komoditas secara garis besar terdiri atas dua, yaitu anggota biasa dan
anggota luar biasa.
3. Perdagangan di Pasar
Komoditas
Perdagangan
di pasar komoditas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.
Perdagangan Fisik (Physical Trading) yang Bersifat Efektif
b.
Perdagangan Berjangka (Future Trading) yang Bersifat Spekulatif
4. Fungsi dan Manfaat Pasar Komoditas
a. Fungsi
Pasar Komoditas
Fungsi
pasar komoditas antara lain sebagai berikut.
1) Sebagai
tempat atau sarana untuk memperoleh informasi tentang beberapa jenis barang
yang diperdagangkan di pasar dunia.
2) Sebagai
tempat atau sarana untuk mengadakan transaksi berbagai barang yang berlaku di
pasaran dunia.
3) Sebagai
tempat atau sarana untuk memantau dan mengatur perdagangan barang.
b. Manfaat
Pasar Komoditas
Manfaat
pasar komoditas antara lain sebagai berikut.
1) Bagi
Penjual (Produsen) Pasar barang dapat mempermudah pemasaran atau penjualannya.
2) Bagi
Pembeli (Konsumen)
Pasar
barang dapat mempermudah konsumen dalam mendapatkan
barang
yang diinginkan dengan kualitas terjamin.
3) Bagi
Pemerintah
Pembentukan
pasar barang bagi pemerintah dapat memberikan tambahan devisa. Dengan devisa
akan memudahkan pemerintah untuk melakukan berbagai transaksi internasional
yang dapat meningkatkan pendapatan nasional.
5. Struktur Pasar
Sebagaimana
diketahui komposisi pasar terdiri atas seluruh perusahaan dan konsumen yang
ingin dan mampu membeli serta menjual barang tertentu baik secara tunai maupun
kredit. Jumlah penjual (perusahaan) dan pembeli (konsumen) antara satu pasar
dan pasar lainnya tidaklah sama. Pada umumnya pasar tradisional terdiri atas
banyak penjual dan pembeli.
Berdasarkan
struktur pasarnya bentuk-bentuk pasar dibedakan menjadi sebagai berikut
a. Pasar
Persaingan Sempurna (Perfect Competition Market)
Beberapa
karakteristik dari pasar persaingan sempurna, yaitu:
1)
di pasar terdapat banyak perusahaan (penjual) dan konsumen (pembeli);
2)
penjual menjual produk yang homogen;
3)
baik penjual maupun pembeli secara bebas dapat masuk dan keluar pasar;
4)
adanya mobilitas yang sempurna dari sumber daya;
5)
baik penjual maupun pembeli memiliki pengetahuan sempurna.
b. Pasar
Persaingan Tidak Sempurna (Imperfect Competition Market)
Pasar
persaingan tidak sempurna jika dilihat dari aspek penjual dan pembelinya dapat
dikelompokkan menjadi pasar monopoli, pasar oligopoli, pasar persaingan
monopolistik, pasar monopsoni, dan pasar oligopsoni.
1) Pasar
Monopoli
Pasar
monopoli merupakan situasi pasar di mana hanya terdapat satu penjual (single
firm) komoditi atau barang ini tidak ada penggantinya (substitusi) yang sangat
mirip (close substitute). Oleh karena dalam pasar monopoli hanya ada satu
penjual, pada pasar ini tidak terdapat pesaing
sehingga
penjual (monopolis, berasal dari bahasa Yunani mono = satu dan polist =
penjual) berkuasa untuk mengubah jumlah dan harga barang di pasar. Dewasa ini
bentuk pasar monopoli sudah jarang sekali. Di Indonesia pasar monopoli dikenal
pada Perusahaan Listrik Negara (PLN), perusahaan Kereta Api Indonesia (KAI),
dan Perusahaan Air Minum (PDAM).
Beberapa
kebaikan pasar monopoli, yaitu sebagai berikut.
(a)
Di Indonesia, monopoli yang dilakukan negara terhadap cabang-cabang produksi
yang penting dan menguasai hajat hidup orang banyak telah memberikan manfaat
yang besar terhadap masyarakat. Contoh transportasi kereta api untuk rakyat,
bus kota, listrik, air bersih (PDAM).
(b)
Pemberian hak paten dan hak penjualan tunggal (exclusive franchise) dapat
mendorong pengusaha untuk menemukan produk-produk inovatif yang dibutuhkan
masyarakat.
(c)
Dengan adanya monopoli alamiah, harga suatu produk dapat lebih murah.
(d)
Monopoli akan memacu perusahaan untuk selalu meningkatkan daya saing, baik
secara lokal maupun global.
Adapun
beberapa keburukan dari monopoli, yaitu sebagai berikut.
(a)
Harga sepenuhnya dikendalikan oleh perusahaan pemegang monopoli, sehingga
memungkinkan terjadi permainan harga yang dapat merugikan konsumen.
(b)
Konsumen tidak memiliki alternatif pilihan baik yang menyangkut kualitas maupun
harga barang.
(c)
Adanya monopoli yang diberikan pemerintah, menyebabkan proses produksi berjalan
kurang efisien, etos kerja rendah, dan layanan kepada konsumen kurang memuaskan.
(d)
Monopolis dapat melakukan kebijakan diskriminasi harga (price discrimination).
Misalnya, penetapan harga karcis bioskop yang dikelola “group 21(Twenty One)”.
Jika menonton bioskop di Bandung Supermall (BSM) harga karcisnya mencapai
Rp25.000,00 per orang, di Bandung Indah Plaza (BIP) hanya Rp15.000,00 per
orang.
2) Pasar
Oligopoli
Sebagaimana
istilah monopoli, istilah oligopoli juga berasal dari bahasa Yunani, yakni
oligospolein yang berarti “beberapa penjual”. Berdasarkan arti kata tersebut,
pasar oligopoli dapat diartikan sebagai pasar yang hanya terdiri atas beberapa
perusahaan atau penjual yang menjual produk homogen (sejenis). Pasar oligopoli
terdiri atas dua perusahaan atau dua penjual saja disebut pasar duopoli. Produk
yang dijual dapat berupa produk yang identik (homogen) maupun produk yang
terdiferensiasi. Produk yang identik (homogen) misalnya, sama-sama menjual
besi. Adapun yang dimaksud dengan diferensiasi produk adalah produk yang
memiliki karakteristik yang bervariasi. Misal, produk telepon seluler
masing-masing memiliki banyak karakteristik yang berbeda baik dari
ukuran, berat, model, dan fitur.
3) Pasar
Persaingan Monopolistik
Dalam
kehidupan sehari-hari, jarang dilihat pasar persaingan sempurna maupun pasar
monopoli secara murni. Justru bentuk pasar yang banyak ditemui adalah bentuk
pasar monopolistik. Bentuk pasar monopolistik ini ada di antara pasar
persaingan sempurna dan pasar
monopoli.
Dikatakan mengandung persaingan sempurna karena pada pasar monopolistik
terdapat banyak perusahaan atau penjual tersebut yang memiliki pangsa pasar
(market share) yang cukup besar sehingga tidak dapat memengaruhi pasar. Oleh
karena itu, dalam industri terdapat banyak perusahaan.Perbedaan pasar
monopolistik dengan pasar persaingan sempurna terletak pada produk yang dijual.
Jika pada pasar persaingan sempurna produk yang dijual identik (bersifat sama),
pada pasar monopolistik produk yang dijual merupakan produk yang
terdiferensiasi (diferensiasi produk).Adanya diferensiasi produk telah
mendorong perusahaan atau penjual melakukan persaingan nonharga (non-price
competition) melalui iklan, diskon, dan hadiah-hadiah. Oleh karena itu, jika dalam
persaingan sempurna produsen tidak menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam
membeli produk, dalam pasar monopolistik produsen suatu produk justru menjadi
penting bagi konsumen. Misalnya, seorang pria yang selalu memakai produk sabun
mandi merek “HARY” dan tidak mau memakai produk sabun mandi dari perusahaan
lain. Dalam hal ini terlihat bahwa perusahaan sabun mandi “HARY” memiliki daya
monopoli meskipun
terbatas.
PASAR INPUT
1.
Pengertian Faktor Produksi
Dalam
pasar output permintaan konsumen bertemu dengan penawaran dari pihak produsen.
Selain pasar output dikenal pasar input, pasar input terjadi ketika
permintaan input dari produsen bertemu dengan penawaran tenaga kerja
dan input-input lain (tanah dan barang modal) dari rumah tangga konsumen.
Pada pasar input ditentukan tingkat harga, upah, sewa, dan suku bunga yang
kemudiaan akan menjadi pendapatan bagi konsumen. Pendapatan yang diperoleh akan
bergantung pada banyak sedikitnya faktor produksi serta harga dari faktor
produksi tersebut. Menurut Samuelson terdapat dua sifat khusus dari permintaan
pasar input yaitu, saling kebergantungan dan sifat permintaannya merupakan
turunan (derived).
Seperti
yang telah kita ketahui faktor produksi terdiri dari:
1.
sumber daya alam (tanah);
2.
sumber daya manusia;
3.
modal;
4.
skill. Dalam hal ini kewirausahaan
Permintaan
dalam pasar input memiliki sifat saling kebergantungan karena pada kenyataannya
input tidak dapat bekerja sendirian. Misalnya, petani akan menggarap
sawah, tetapi petani tersebut tidak dapat menggarap sawahnya tanpa menggunakan
traktor. Demikian pula, traktor tidak dapat bekerja sendiri tanpa digerakkan
oleh petani. Dengan demikian, produktivitas dari satu macam input seperti
tenaga kerja akan bergantung pada jumlah input lainnya yang bekerja
bersamanya. Dengan demikian terdapat saling kebergantungan produktivitas antara
tanah, tenaga kerja, dan barang modal.
Sifat
Permintaannya Merupakan Turunan (Derived). Permintaan konsumen terhadap
barang-barang adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Namun, permintaan faktor
produksi (input) oleh produsen akan digunakan untuk menghasilkan produk yang
dibutuhkan oleh konsumen. Oleh karena itu, permintaan input bergantung
pada permintaan barang yang dibutuhkan konsumen.Berikut faktor-faktor yang
memengaruhi permintaan terhadap input (faktor produksi), yaitu sebagai berikut.
a. Harga
Faktor Produksi
Dalam
kondisi normal, semakin murah harga faktor produksi, semakin besar jumlah
(kuantitas) yang diminta. Adapun yang dimaksud dengan harga faktor produksi
adalah gaji atau upah bagi tenaga kerja, sewa untuk tanah dan barang modal.
b.
Permintaan terhadap Faktor Produksi Lain
Jika
faktor produksi yang satu dengan faktor produksi yang lain memiliki hubungan
yang bersifat komplementer, meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi
yang satu akan semakin meningkatkan permintaan faktor produksi lainnya. Adapun,
jika hubungannya bersifat substitusi, permintaan terhadap faktor produksi yang
satu akan menurunkan permintaan faktor produksi yang lainnya.
c. Harga
Faktor Produksi Lain
Pengaruh
harga faktor produksi terhadap permintaan faktor produksi bergantung pada sifat
hubungan antara faktor-faktor produksi tersebut. Jika hubungan antara satu
faktor produksi dengan faktor produksi lainnya adalah komplementer,
meningkatnya harga faktor produksi akan
menurunkan
permintaan faktor produksi pelengkapnya. Adapun jika hubungannya bersifat
substitusi, meningkatnya harga suatu faktor produksi akan meningkatkan
permintaan faktor produksi penggantinya.
d.
Permintaan terhadap Output
Oleh
karena sifat permintaan input merupakan turunan (derived), permintaan
terhadap input bergantung pada sifat hubungan antara teknologi dengan
faktor produksi yang digunakan. Jika sifat hubungannya komplementer, penggunaan
teknologi akan menambah permintaan terhadap faktor produksi karena adanya
peningkatan produktivitas. Adapun jika sifat hubungannya substitusi, penggunaan
teknologi akan menurunkan permintaan terhadap faktor produksi. Apa yang telah
dibahas sebelumnya, merupakan gambaran dari permintaan input. Sekarang
secara ringkas akan diuraikan penawaran faktor produksi. Pada umumnya
perekonomian pasar, faktor produksi dimiliki secara pribadi. Seseorang memiliki
tenaga kerjanya dalam arti ia dapat mengontrol dirinya sendiri dalam bekerja.
Adapun faktor produksi modal dan tanah dapat dimiliki oleh rumah tangga maupun
perusahaan.
EKONOMI
MIKRO DAN MAKRO
1.
Pengertian Ekonomi Mikro dan Makro
Ekonomi
mikro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang secara khusus membahas perilaku
individu dan perusahaan yang dihadapkan pada keterbatasan sumber daya. Ekonomi
mikro mempelajari kegiatan-kegiatan ekonomi dari unit-unit ekonomi individual,
yaitu individu sebagai konsumen, individu sebagai pemilik faktor produksi, dan
individu sebagai produsen.
Ekonomi
makro adalah bidang ilmu yang mempelajari keseluruhan ekonomi dalam bentuk
jumlah barang dan jasa yang diproduksi, total pendapatan yang dihasilkan,
tingkat pengangguran, serta sifat-sifat umum harga barang. Ekonomi makro dapat
digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target
kebijaksanaan, seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja, dan
pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Sebagai
salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia menghadapi berbagai masalah
ekonomi makro. Permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.
1.
Meningkatkan Kesempatan Kerja/Tingkat Employment
2.
Meningkatkan Kapasitas Produksi Nasional
3.
Meningkatkan Pendapatan Negara
4.
Menstabilkan Situasi Perekonomian
5.
Menyeimbangkan Neraca Pembayaran Luar Negeri
6.
Pemerataan Distribusi Pendapatan
7.
Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Beberapa
hal yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah sebagai
berikut.
1. Masih
tingginya pengangguran dan kerentanan pasar tenaga kerja.
2.
Lemahnya kegiatan investasi dan permasalahan fundamental terkait.
3.
Tingginya potensi tekanan inflasi secara struktural.
MASALAH-MASALAH YANG
DIHADAPI PEMERINTAH DI BIDANG EKONOMI
B.
Kebijakan Ekonomi dan Permasalahannya
Masalah
ekonomi yang dihadapi setiap negara akan berbeda. Hal ini akan bergantung pada
kondisi perekonomian setiap negara tersebut. Namun, pada intinya masalah
ekonomi suatu negara dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu masalah
ekonomi mikro dan masalah ekonomi makro.
1. Masalah
Ekonomi Mikro
Pasar
dapat menjadi alokasi sumber daya yang efisien, jika asumsi-asumsinya terpenuhi,
antara lain pelaku bersifat rasional, memiliki informasi yang sempurna, pasar
berbentuk persaingan sempurna, dan barang bersifat privat. Proses pertukaran di
pasar tidak terbatas dimensi waktu dan tempat. Namun, dalam kenyataannya banyak
asumsi yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Akibatnya pasar gagal
menjadi alat alokasi yang efisien (market failure). Masalah yang dihadapi di
lapangan berkaitan dengan ekonomi mikro, yaitu sebagai berikut.
a.
Informasi Tidak Sempurna
Dalam
kenyataan, kadang kita tidak pernah tahu persis kualitas barang yang
dikonsumsi, misalnya ketika membeli mobil bekas. Untuk memperoleh informasi
mengenai mobil tersebut, seringkali harus mengeluarkan biaya, misalnya dengan
menyewa montir mobil yang ahli
mesin dan
dapat dipercaya.
b. Daya
Monopoli
Diasumsikan
bahwa pasar dalam keadaan sempurna tidak terpenuhi. Kenyataannya sering dijumpai
di pasar yang hanya ada satu produsen (monopoli) atau beberapa produsen
(oligopoli) yang begitu kuat. Mereka mampu memengaruhi pasar dengan menentukan
tingkat harga. Kemampuan itu menyebabkan barang yang diproduksi lebih sedikit,
harga yang lebih tinggi, jika dibanding harga dalam pasar persaingan sempurna.
c.
Eksternalitas
Eksternalitas
adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita pelaku ekonomi
sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang normal. Misalnya, di suatu
kota banyak pabrik tekstil yang mencemari lingkungan dengan membuang limbahnya
ke sungai. Kerugian yang
diderita
masyarakat sekitarnya, tidak masuk dalam perhitungan biaya produksi tekstil.
Akibatnya, walaupun secara finansial biaya produksi tekstil menjadi murah
(karena tidak perlu investasi fasilitas pengolahan limbah), namun secara
ekonomis biayanya mahal. Karena sebagian biaya itu ditanggung masyarakat dalam
bentuk biaya sosial.
d. Barang
Publik
Asumsi
dasar lain yang seringkali tidak relevan adalah barang yang dipertukarkan
bersifat private (rival dan eksklusif ). Rival artinya, barang tidak dapat
dikonsumsi secara bersamaan tanpa saling merugikan. Eksklusif artinya siapa
yang tidak mau membayar tidak dapat menikmati atau memanfaatkannya. Misalnya,
jika satu kaleng softdrink sudah kita minum, maka orang lain sudah tidak dapat
mengonsumsi softdrink tersebut (barang yang sama). Berarti untuk
mengonsumsi softdrink diperlukan rival. Selain bersifat rival, untuk
memperoleh softdrink kita
juga perlu
membayar, dengan demikian softdrink bersifat eksklusif.
2. Peran
dan Fungsi Pemerintah dalam Ekonomi Mikro
Kegagalan
pasar, seringkali menuntut campur tangan (intervensi) pemerintah. Namun, yang
harus diperhatikan adalah tidak semua campur tangan pemerintah memberikan hasil
yang baik, walaupun tujuannya baik. Salah satu masalah terbesar yang dihadapi
pemerintah dalam menentukan kebijakan yaitu adanya konflik (trade off ) antara tujuan yang ingin
dicapai. Misalnya konflik antara tujuan efisiensi dan pemerataan. Agar rumah
dapat terjangkau oleh rakyat kecil yang berpenghasilan rendah, pemerintah
memberikan subsidi. Tetapi, pemberian subsidi itu cenderung mengorbankan
efisiensi, karena uang subsidi dapat dialokasikan ke sektor-
sektor
lain yang lebih produktif.
Tujuan
dilakukannya campur tangan pemerintah adalah sebagai berikut.
a.
Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat tetap terwujud dan
eksploitasi dapat dihindarkan.
b. Menjaga
agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan
stabil.
c.
Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar
yang dapat memengaruhi pasar, agar mereka tidak menjalankan praktik-praktik
monopoli yang merugikan.
d.
Menyediakan barang publik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
e.
Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikanmasyarakat dapat
dihindari atau dikurangi.
3.
Intervensi Pemerintah dalam Ekonomi Mikro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar